Konflik Sosial
Konflik Sosial Dan Faktor Penyebabnya
Pengertian Konflik Sosial
Secara etimologis, konflik diartikan sebagai proses sosial antara dua orang atau lebih yang berusaha untuk menyingkirkan pihak lain dengan cara sampai tidak berdaya. Konflik terjadi ketika terdapat ketidaksamaan persepsi, pandangan, serta perspektif antara satu pihak dengan pihak yang lainnya.
Sebagai proses sosial, konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dobawa individu yang terlibat dalam suatu interaksi. Selain itu, konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan yang sulit didamaikan atau ditemukan kesamaannya. Perbedaan tersebut dapat menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, dan keyakinan. Konflik merupakan situasi wajar dalam setiap masyarakat. Bahkan, tidak ada saru masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik. Konflik dalam cakupan kecil adalah keluarga, sedangkan dalam cakupan besar, misalnya konflik antar golongan atau antar kelompok.
Konflik sosial dapat diartikan menjadi dua hal, pertama, sudut pandang yang menganggap konflik selalu ada dan mewarnai segenap aspek interaksi manusia dan struktur sosial. Kedua, konflik sosial merupakan pertikaian terbuka seperti perang, revolusi, pemogokkan, dan gerakan perlawanan.
Faktor Pendorong Penyebab Konflik Sosial
Berikut adalah faktor-faktor pendorong penyebab konflik
Perbedaan Individu
Perbedaan individu meliputi perbedaan pendirian dan perasaan. Setiap orang mempunyai pendirian dan perasaan yang berbeda. Hal ini dapat menyebabkan konflik sosial, sebab dalam menjalani hubungan sosial seseorang tidak selalau sejalan dengan kelompoknya. Yang perlu kita garis bawahi, bahwa kita tidak perlu melakukan tindakan-tindakan yang mempertajam perbedaan-perbedaan antar individu. sebaiknya saling mengisi kekurangan masing-masing yang terlibat didalam satu proses sosial.
Perbedaan Kebudayaan
Perbedaan kebudayaan membentuk pribadi-pribadi yang bebeda pula. Seseorang sedikit banyak akan terpengaruh dengan pola-pola pemikiran dan pendirian kelompoknya. Masing-masing kelompok kebudayaan memiliki nilai-nilai dan norma-norma sosial yang berbeda ukurannya sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat. Perbbedaan ini dapat menyebabkan konflik sosial karena kriteria baik, buruk, sopan tidak sopan, berguna tidak berguna, berbeda-beda menurut pola pikir berdasar pada latar belakang kebudayaan masing-masing.
Perbedaan Kepentingan
Para remaja, ibu rumah tangga, dan pramuniaga pergi ketempat perbelanjaan. Mereka menuju tempat yang sama, tetapi dengan tujuan yang berbeda.
Para remaja datang untuk sekedar jalan-jalan, ibu rumah tangga membeli sayuran, sedangkan pramuniaga datang untuk bekerja. Di sini jelas ada perbedaan kepentingan sehingga akan mendatangkan konflik sosial.
Perubahan Sosial
Menurut De Moor, konflik dalam masyarakat terjadi jika para anggotanya, secara besar-besaran, membiarkan diri dibimbing oleh tujuan (nilai) yaang bertentangan.
Berikut beberapa macam konflik menurut Dahrendrof:
- Konflik sosial atau dalam peranan sosial, misal antara peranan-peranan dalam keluarga atau profesi.
- Konflik antar kelompok sosial.
- Konflik antar kelompok yang terorganisir dan tidak terorganisasi.
- Konflik antar satuan nasional, misal antara partai politik atau antar negara-negara.
- Konflik antar negara atau antara negara dengan organisasi internasional.
Berdasarkan sifatnya, konflik dibedakan menjadi dua, yaitu:
- Konflik Destruktif, yaitu konflik yang muncul karena perasaan tidak senang, rasa benci, dan dendam dari seorang atau kolompok terhadap pihak lain.
- Konflik Konstruktif, yaitu konflik yang muncul karena ada perbedaan pendapat dari kelompok dalam menghadapi suatu permasalahan, tapi konflik ini melahirkan suatu konsensus dari perbedaan tersebut dan menghasilkan suatu perbaikan.
Komentar
Posting Komentar